Thursday, September 22, 2011

Kasus Penyimpangan Proyek Jalan 7 Miliar Ngambang

PENANGANAN dugaan penyimpangan proyek perbaikan jalan Tcukul Subroto, Kotabumi Lampung Utara melalui APBD lampura 2009 senilai Rp7 miliar yang ditangani Polres setempat yang sudah berjalan setahun lebih tidak jelas juntrungannya dan terkesan mengambang.

Sumber di Polres Lampura bahkan mengungkapkan, kasus tersebut sebenarnya sudah sempat dilakukan pemeriksaan awal oleh penyidik di Polda Lampung.”Penyidik polda kemudian melimpahkan ke polres Lampura karena tkp nya di sini,” ujar sumber di Polres Lampura, Rabu (22/9).

Namun, ujar sumber tersebut, saat akan diproses kasus tersebut ternyata sudah ditangani pihak kejaksaan negeri (Kejari) Kotabumi. Hingganya, pihak polres tidak melanjutkan prosesnya lebih lanjut.”Kami dapat kabar sudah ditangani penyidik kejari.Sekiranya memang belum ditangani kejari, maka polres) siap untuk menangani masalah itu kembali,” ujarnya.

Terpisah, Kasi Intel Kejari Lampura,Arnold Atarwaman,.SH justru tidak mengetahui bahwa pihaknya sudah menangani kasus tersebut.”Saya sempat panggil staf saya untuk emnanyakan apakah pernah menangani proyek jalan Kebon empat tersebut dan mereka bilang belum pernah,” singkat Arnold di ruang kerjanya,kemarin.

Untuk diketahui, Dit Reskrim Polda Lampung akan menyelidiki kasus atas dugaan penyimpangan proyek perbaikan jalan melalui APBD lampura 2009 senilai Rp7 miliar di Kabupaten Lampung Utara.
Saat itu, Dir Reskrim Polda Lampung Joko Hartanto melalui Kabid Humas AKBP Sulistyaningsih mengatakan dia sudah berkoordinasi dengan bagian Reksrim. Kasus tersebut akan ditindaklanjuti.”Masih dalam proses mas. Akan kami cek kebenaran penanganan kasusnya di Polres Lampura,” ujar Sulistyaningsih, Senin (7/3)

Dikatakan Kabid Humas, Dit Reskrim sangat merespon penyelidikan tersebut dan akan melakukan penyelidikan lebih lanjut.”Tadi sudah dilihat oleh pak Dir Reskrim soal pemberitaanya. Hasilnya ya tetap akan di ambil langkah-langkah penyelidikan,” kata mantan Kapolres Bondowoso itu .

Diketahui, Polres Lampura sebelumnya pernah melakukan pemeriksaan dalam kasus dugaan penyimpangan proyek tersebut. Sejauh ini, penyidik baru sebatas mengumpulkan bukti dan keterangan (pulbaket).
Penyidik Polres Lampura pernah memeriksa Kusnan, salah satu Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) PU Lampura sebanyak dua kali. Pangilan pertama, yang bersangkutan tidak hadir. Alasan ketidakhadiran tersebut dikarenakan orang tua Kusnan meninggal dunia.Selain Kusnan, penyidik Polres Lampura juga memintai keterangan Alfian (ketua Pellenagan 2008) serta Widodo (sekretaris panitia lelang).
Dasar penyeldikan itu, diakui AKP Edi Cahyono yang saat oitu menjabat Kasatreskrim Polres Lampura, sebab pihaknya memiliki bukti penyelewengan yang menyakinkan atas penggunaan APBD 2009.”Ini merupakan kasus lama yang pernah ditangani Kasat sebelumnya. Saya hanya melanjutkan saja. Yang je;las saat ini kami sedang pulbaket,” ujar Edi Kamis (16/9/2010).

Kabupaten Lampura Segera Menjadi Pemprov

Kabupaten Lampung Utara (Lampura) akan merubah statusnya menjadi Pemerintah Provinsi. Dasarnya, kondisi kabupaten setempat sudah laik menjadi Provinsi.
"Kami sudah melakukan evaluasi dan pengkajian terhadap sumber daya yang ada di wilayah setempat," jelas Azwar Yazid, Asisten II Pemkab Lampura, Kamis (22/9).
Azuar menjelaskan,yang melatarbelakangi Kabupaten Lampura merubah statusnya, karena di wilayah setempat, mendapat dukungan dari masyarakat, tersedianya sarana dan prasarana pemerintahan, perekonomian, perdagangan, pendidikan, kesehatan.
"Sarana seperti kantor pemerintahan sudah ada semua, mulai Pemkab, Kepolisian, Kodim," terangnya.

Disamping itu, dengan memperhatikan nilai-nilai historis, dimana Kabupaten Lampung Utara salah satu Kabupaten tertua, sehingga sudah pantas dimekarkan menjadi pemerintahan Provinsi. Jika melihat, dari kondisi geografis, Kabupaten yang terkenal dengan daerah penghasil lada, sangatlah luas, mengingat luas wilayah mencapai 2.725 km2. "Jika akan dimekarkan, sudah cukup memenuhi beberapa kriteria sebagai propinsi," jelas mantan Kadis Kimprasda itu.
Dalam pemekaran menjadi propinsi baru, terang Azwar, Kabupaten yang lain disekitaran Lampung Utara, seperti Kabupaten Lampung Barat, Waykanan, Tulang Bawang, Tulang Bawang Barat, Mesuji, berpotensi dimekarkan. "Jika ingin dimekarkan, kita akan berkoordinasi dengan Kabupaten lainnya, dan menjadikan pusat pemerintahan di Kotabumi," jelasnya.
Adapun tahapan yang telah dilakukan, Pemerintah Kabupaten sudah membentuk tim pengkajian dan tim sekretariat potensi pemekaran Propinsi. "Seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dilibatkan dalam tim tersebut," tandasnya.
Setelah itu, tim bekerja menganalisa mengenai beberapa persyaratan, diantaranya pemerintahan, luas wilayah, jumlah penduduk, potensi ekonomi. "Jika semua persyaratan sudah lengkap, diajukan ke Provinsi Lampung," paparnya seraya menjelaskan pemerintah Provinsi Lampung akan melakukan pengkajian terhadap usulan tersebut.

Santori Hasan mantan Sekdakab Lampura yang turut hadir di ruang Asisten II menyatakan dukungannya jika Kabupaten Lampura menjadi Provinsi. "Pemekaran wilayah ukan unsur suka atau tidak suka tapi lebih kepada kondisi strategis dan rentang kendali pemerintahan," ujar Santori. kemarin (22/9).

Ditinjau dari faktor strategis wilayah, menurut Santori, kondisi Lampura lebih representatif untuk dijadikan Provinsi mengingat letaknya yang berada ditengah-tengah kabupaten-kabupaten hasil pemekaran Lampura."Tahun 1991 luas Lampura mencapai 52 persen dari provinsi Lampung yang kemudian dimekarkan menjadi Lampung Barat, Tulangbaawang dan Kabupaten Waykanan. Bahkan kini Kabupaten tulangbawang sudah dimekarkan kembali menjadi dua Kabupaten yakni Mesuji dan Kabupaten Tulangbawang Barat," terang Santori yang pernah menjabat Bupati Tulangbawang .
Ia juga mengatakan, rentang kendali pemerintahan dia mengatakan Lampura dekat dari kabupanten-kabuapaten hasil pemekarannya, selain itu letaknya berada di jalur lintas tengah sebagai akses penghubung kabuapten-kabupaten serta akses jalu kereta api."Selain jalur kereta juga melintasi jalan lintas tengah," kata dia.

Friday, May 6, 2011

RAMPOK KEMBALI BERAKSI DI BANDARLAMPUNG

LAMPUNG (Pos Kota)-Hanya berselang beberapa hari perampokan di rumah Ibu dari artis Kiki Fatmala, kali ini kembali terjadi perampokan, yang menimpa rumah Mudri ,43, warga Jalan Durianpayung 2, Rt003/02, No. 3, LK I, Durianpayung, Tanjungkarang Pusat, kemarin (6/5) sekitar pukul 12.30.

Dari informasi yang dihimpun , pada saat kejadian situasi rumah sedang sepi, karena selain warga setempat sedang menunaikan sholat Jum'at, keluarga besar Murdi juga sedang berada di Hajimena, Natar, menghadiri pernikahan salah satu kerabatnya.

"Di rumah hanya ada pembantu kami, Kamsiah," kata Murdi.

Ketika sedang menjaga rumah tersebut, tiba-tiba datang seseorang yang tidak dikenal turun dari motor di depan rumah dan langsung menghampiri Kamsiah. Pelaku yang wajahnya tidak bisa dikenali karena masih memakai helm full-face tersebut kemudian tanpa basa-basi menyuruh Kamsiah untuk membeli rokok seraya memberikan uang sebesar Rp. 20 ribu.

"Saya tidak tahu wajahnya karena pakai helm dan jaket warna hijau," kata Kamsiah.

Karena bingung dan menyangka bahwa pelaku adalah salah satu kerabat majikannya, pembantu berusia 55 tahun tersebut itu pun menuruti perintah pelaku yang menyuruhnya membeli rokok.

Saat Kamsiah membeli rokok di warung yang berada tidak jauh dari rumah itulah, pelaku kemudian masuk ke dalam kamar dan membongkar lemari. Aksi perampokan berlangsung cepat. Pelaku yang hanya seorang diri mengambil kalung emas dengan berat 24 gram, serta tiga liontin berlian.

Ketika Kamsiah kembali, pelaku dengan terburu-buru mengambil satu bungkus rokok yang diserahkan kepada pelaku sambil berkata agar uang kembalian sebesar Rp. 9 ribu disimpan saja. "Dia bilang, ambil saja kembaliannya," katanya.
Kamsiah baru sadar bahwa rumah majikannya telah dirampok saat Murdi kembali dan melihat lemari pakaian sudah terbuka dan ketika diperiksa kalung serta tiga liontin berlian telah lenyap. Peristiwa perampokan ini kemudian dilaporkan oleh Murdi ke Polsekta Tanjungkarang Pusat.

POLDA TETAPKA DUA TERSANGKA PEREKRUT NII

LAMPUNG (Pos Kota)– EM,21, serta AP,20, akhirnya ditetapkan sebagai tersangka oleh penyidik direktorat rekrimum Polda Lampung dalam kasus penipuan dengan modus perekrutan anggota Negara Islam Indonesai (NII).Korban kedua tersangka ini adalah Buana Dwi Ariani ,18, dan Uci Ardika ,18, mahasiswi Politeknik Kesehatan (Politekkes) mengalami kerugian mencapai Rp 17 juta.
Kapolda Lampung Brigjen Sulistyo Ishak menjelaskan, pemeriksaan sementara tiga orang, Emi, Anggun, Kautsar (18), yang diduga perekrut anggota NII, yang diamankan bersama korbannya, Uci dan Buana Kamis (5/5), di Komplek Universitas Lampung, lebih mengara tindak pidana.
“Dari tiga orang yang diduga perekrut, dua Emi dan Anggun kita tetapkan tersangka. Kautsar belum cukup bukti ditetapkan tersangka. Karena unsur pidanannya sangat lemah,” kata Sulistyo, Jumat (6/5).
Menurut dia penentapan kedua tersangka yang berdomisili di Metro dan Lampung Timur. Karena perbuatan tersangka mengarah pidana penipuan. “Sementara pengungkapan kasus lebih kepada penipuan, tipu muslihat. Karena ada tindakan pelaku yang merugikan korban,” beber Sulistyo.
Terkait dugaan keterlibatan tersangka dengan jaringan NII, mantan Wakadiv Humas Mabes Polri ini mengaku,masih terlalu dini untuk mengarahkan kepada upaya perekrutan NII, meskipun modus yang dilakukan dan keterangan pelaku.
Meski demikian, Kapolda mengatakan pihaknya masih mengembangkan kasus tersebut dan melakukan koordinasi dengan polda lain, mengingat modus yang dilakukan mirip dengan pola-pola perekrutan yang dilakukan NII.
Saat ini, Polda Lampung telah menetapkan dua tersangka terkait penangkapan tersebut, masing-masing berinisial AP dan EM. "Keduanya dijerat dengan pasal penipuan untuk sementara," kata dia.Sedangkan kedua korban kasus tersebut, masing-masing bernama Uci Andika dan Buana Dwi hingga saat ini masih dimintai keterangan di Polda Lampung.
Hingga saat ini, polisi sudah memeriksa enam saksi selain kedua korban, yaitu orang tua Buana Dwi, Edi Santoso dan Relawati, serta kedua tersangka. Kapolda menegaskan, kedua tersangka itu mengaku berdomisili di Metro dan Lampung Timur, namun hal itu masih terlalu dini, karena keduanya menggunakan identitas palsu.
Kepolisian Daerah (Polda) Lampung memeriksa tiga warga yang diduga bertindak sebagai perekrut anggota baru kelompok Negara Islam Indonesia (NII) pada Kamis malam (5/5) namun satu diantaranya dilepaskan.

Tuesday, May 3, 2011

DUA TAHANAN POLSEK TKB KABUR

LAMPUNG (Pos Kota)-Jago merah melalap sebuah Gudang Toko Sepeda Sinar Negara, di Jalan Ikan Hiu nomor 9 Pesawahan Telukbetung Selatan. Kejadian yang mendapat perhatian ratusan warga dan pengemudi jalan terjadi, Selasa (3/5), sekitar pukul 11.30. WIB.
Pantauan di lokasi kebakaran, kepulan asap hitam terlihat membumbung tinggi dari daerah teluk betung sejak pukul 11.45 WIB. Saat dilokasi pukul 12.05 WIB tepatnya di kawasan jalan Ikan Tonggol satu unit kendaraan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPPD) dengan nomor polisi BE 113 AZ, tiba dilokasi.
Sepuluh personel seragam biru langsung melakukan pemadaman melalui jalan samping Toko Kopi Gembira, yang menghubungkan lokasi gudang asal api. Selang sepuluh menit , tiga unit mobil dari BPPD datang membantu memadamkan api yang kian membesar.
Namun api belum padam, BPPD kembali mendatangan tiga unit ditambah dua mobil water canon milik Samapta Polda Lampung. Mencegah api menyambar toko yang lokasinya saling berdekatan. Dua unit mobil BPPD serta satu unit mobil water canon akhirnya melakukan pemadaman melalui pintu depan toko yang berada di jalan Ikan Hiu.
Akhirnya sekitar pukul 13.00.WIB, api yang membakar gudang berisi sekitar puluhan sepeda bisa benar-benar dipadamkan.
Dari keterangan Leni anak pemilik toko Sinar Negara, dirinya tidak mengetahui persis penyebab kebakaran yang terjadi di toko yang sudah berdiri sejak tahun 1980 tersebut.

“Kami semua tidak tahu kalau gudang kami terbakar. Karena lokasi gudang berada di belakang. Kami tahu, karena ada orang yang lihat asap di belakang gudang,” ujar Leni.
Dijelasaknnya, saat kebakaran di toko terdapat sekitar sepuluhan orang diantaranya Linda, Weni, Ani, dan juga beberapa karyawan toko. Mereka semuanya tidak mengetahui gudang toko sudah terbakar. Bahkan Ia menyayangkan beberapa toko di sebelah memberi tahu , setelah api membesar.

“Kami kecewa beberapa toko yang tidak kasih tahu, padahal mereka lebih dulu tahu. Baru api besar kami di kasih tahu,” ujarnya.

Wakapolresta Bandar Lampung AKBP M Nurochman yang turun langsung ke lokasi mengatakan belum bisa memastikan penyebab kebakaran, karena masih akan melakukan penyelidikan. “Yang terbakar gudang toko berisi sepeda,” ujarnya singkat.
Beberapa toko yang berada di dekat lokasi kebakarang menutup semua toko. Bahkan beberapa preman ikut mengamankan toko-toko yang dekat dengan lokasi kebakaran. Mereka takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

“Kami cari aman saja, takut kalau terjadi apa-apa dengan toko kami, karena warga masyaralkat ramai sekali,” ujar salah satu pemilik toko yang enggan namanya dikorankan.

Tidak hanya warga dan pengendara warga yang menyaksikan kebakaran yang berada dekat dengan kawasan perdagangan Mangga Dua. Namun Karo Ops Polda Lampung Kombes Rahyono, Kepala BPPD Kota Bandar Lampung Budiman, Lurah dan Camat TBS, tim indentifikasi dan aparat Polresta, aparat polsek TBS,TBU, juga terlihat di lokasi kebakaran.(Koesma)
LAMPUNG (Pos Kota)-Syahrudin,19, dan Alfredi,17, tahanan polsek Tanjugkarang Barat (TkB) melarikan diri dari tahanan polsek ,Selasa (3/5) sekitar pukul 00.00 .WIB. Kedua tahanan tersebut meloloskan diri melalui pentilasi sel yang berdekatan dengan tembok wc.

Kapolsek TKB Kompol Hellen Patikawa mengatakan, kedua tahanan itu menggunakan kawat ember yang diperoleh dari wc.”awalnya yang mengerok dinding sel itu adalag Alfredi. Dia melakukannya sejak seminggu yang lalu,” kata kapolsek, Selasa (3/5).

Sedangkan Syahrudin, kata Hellen ikut membantu Alfredi mengerok didinding sel sampai akhirnya keduanya berhasil kabur ke belakang gedung polsek.Struktur gedung (sel polsek,red), kata kapolsek memang sudah tua.”Bangunannya sudah cukup lama di bangun dan gampang rusak, bukan tidak mungkin bisa rusak oleh tahanan,” ujar Hellen.

Sejauh ini, kaposlek juga me,ngatakan, pihaknya sudah menangkap Syahrudin di terminal Kemiling. Saat itu tersangka yang tersangkut kasus pencurian sound sytem yang tinggal di Jalan Antara, Kelurahan Tamin, Tanjungkarang Barat tersebut hendak menuju ke kampungnya.

“Sekitar pukul 08.00 WIb Syahrudin berhasil kami tangkap saat hendak pulang ke kampungnya di Tanggamus. Sedangkan Alfredi warga Bumi Sari, Gang Batupuru, Natar, sedang dalam pengejaran,” imbuh Hellen.

Alfredi yang saat ini masih dalam pengejaran petugas merupakan tersangka kasus curanmor. Untuk kasus kaburnya sendiri saat ini sudah di ditangani polresta Bandarlampung.Menurut kapolsek, sebenarnya terdapat satu tersanhgka juga yang hendak kabur.

“Dari keterangan yang diperoleh terhadap Syahrudin, satu tersangka kasus pencabulan bernama Nur juga ingin kabur. Tetapikarena badannya kegedean sehingga dia tidak bisa meloloskan diri melalui ventilasi,” pungkasnya.

JAGO MERAH LALAP TOKO SEPEDA

LAMPUNG (Pos Kota)-Jago merah melalap sebuah Gudang Toko Sepeda Sinar Negara, di Jalan Ikan Hiu nomor 9 Pesawahan Telukbetung Selatan. Kejadian yang mendapat perhatian ratusan warga dan pengemudi jalan terjadi, Selasa (3/5), sekitar pukul 11.30. WIB.
Pantauan di lokasi kebakaran, kepulan asap hitam terlihat membumbung tinggi dari daerah teluk betung sejak pukul 11.45 WIB. Saat dilokasi pukul 12.05 WIB tepatnya di kawasan jalan Ikan Tonggol satu unit kendaraan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPPD) dengan nomor polisi BE 113 AZ, tiba dilokasi.
Sepuluh personel seragam biru langsung melakukan pemadaman melalui jalan samping Toko Kopi Gembira, yang menghubungkan lokasi gudang asal api. Selang sepuluh menit , tiga unit mobil dari BPPD datang membantu memadamkan api yang kian membesar.
Namun api belum padam, BPPD kembali mendatangan tiga unit ditambah dua mobil water canon milik Samapta Polda Lampung. Mencegah api menyambar toko yang lokasinya saling berdekatan. Dua unit mobil BPPD serta satu unit mobil water canon akhirnya melakukan pemadaman melalui pintu depan toko yang berada di jalan Ikan Hiu.
Akhirnya sekitar pukul 13.00.WIB, api yang membakar gudang berisi sekitar puluhan sepeda bisa benar-benar dipadamkan.
Dari keterangan Leni anak pemilik toko Sinar Negara, dirinya tidak mengetahui persis penyebab kebakaran yang terjadi di toko yang sudah berdiri sejak tahun 1980 tersebut.

“Kami semua tidak tahu kalau gudang kami terbakar. Karena lokasi gudang berada di belakang. Kami tahu, karena ada orang yang lihat asap di belakang gudang,” ujar Leni.
Dijelasaknnya, saat kebakaran di toko terdapat sekitar sepuluhan orang diantaranya Linda, Weni, Ani, dan juga beberapa karyawan toko. Mereka semuanya tidak mengetahui gudang toko sudah terbakar. Bahkan Ia menyayangkan beberapa toko di sebelah memberi tahu , setelah api membesar.

“Kami kecewa beberapa toko yang tidak kasih tahu, padahal mereka lebih dulu tahu. Baru api besar kami di kasih tahu,” ujarnya.

Sementara Wakapolresta Bandar Lampung AKBP M Nurochman mengatakan belum bisa memastikan penyebab kebakaran, karena masih akan melakukan penyelidikan. “Yang terbakar gudang toko berisi sepeda,” ujarnya singkat.
Beberapa toko yang berada di dekat lokasi kebakarang menutup semua toko. Bahkan beberapa preman ikut mengamankan toko-toko yang dekat dengan lokasi kebakaran. Mereka takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

“Kami cari aman saja, takut kalau terjadi apa-apa dengan toko kami, karena warga masyaralkat ramai sekali,” ujar salah satu pemilik toko yang enggan namanya dikorankan.

Tidak hanya warga dan pengendara warga yang menyaksikan kebakaran yang berada dekat dengan kawasan perdagangan Mangga Dua. Namun Karo Ops Polda Lampung Kombes Rahyono, Kepala BPPD Kota Bandar Lampung Budiman, Lurah dan Camat TBS, tim indentifikasi dan aparat Polresta, aparat polsek TBS,TBU, juga terlihat di lokasi kebakaran.

Thursday, April 28, 2011

LAMPUNG BASIS NEGARA ISLAM INDONESIA

LAMPUNG(Pos Kota)-Organisasi Negara Islam Indonesia (NII)di Provinsi Lampung ternyata masih eksis dan tetap melakukan kegiatannya secara sembunyi-sembunyi. Ditengarai, dengan amsih eksisnya NII di Lampung, maka provinsi Lampung dijadikan basis.
Salah satu mantan aktivis NII di Lampung saat ditemui mengatakan pola perekrutan kader masih dilakukan dengan cara lama seperti di zaman pendiri DI/TII (cikal bakal NII), Kartosuwiryo. "Beberapa pola umum yang dilakukan adalah lewat usrah atau pengajian," ujar aktivis tersebut, Rabu (27/4).
Dia mengatakan, untuk pelajar dan mahasiswa, pengaderan dilakukan melalui pesantren kilat. "Jadi tidak ada kelompok tertentu, misalnya, mahasiswa saja yang dijadikan tujuan basis pengaderan. Semua orang dari semua golongan, bisa dijadikan kader. Pusat pengaderan enggak mesti kampus. Kalau ada peluang bisa masuk (pengaderan), pasti masuk," kata dia.
Dikatakan dia, perekrut NII berpenampilan apa adanya dan tidak menunjukkan ciri-ciri yang khusus. "Rata-rata mereka (perkrut,red) malah kebanyakan tidak berjenggot, klimis seperti saya. Penampilan cara berpakaian pun biasa, ka ada kita kenal tipe-tipe seperti ini biasanya memakai celana yang menggantung, tapi ini tidak,” imbuhnya.
Diungkapkannya, bahwa dirinya yang merupakan pengikut Ustaz Ajengan Masduki itu menjelaskan NII terpecah menjadi beberapa faksi, dan masing-masing mengklaim paling benar. Pola yang dijalankan setiap faksi pun berbeda. Sumber itu menyebutkan ada faksi yang membolehkan merekrut dengan cara hipnosis. Ada juga faksi yang menggunakan cara-cara keras untuk mencapai tujuannya, seperti menggunakan teror bom. "Semua faksi ada di Lampung dan semua merekrut anggota baru. Lampung ini masih basis kuat kaderisasi NII," kata dia.
Ia melanjutkan perbedaan tajam antarfaksi nyaris menimbulkan konflik. Tetapi karena faksi yang satu tidak menyerang faksi yang lain, konflik tidak sampai menimbulkan kontak fisik. "Untung saja di Indonesia, orang-orang tidak boleh bawa senjata. Kalau boleh sudah saling tembak seperti di Afghanistan. Karena semua pimpinan faksi maunya jadi bos," katanya.
Terkait dengan keberadaan semua faksi melakukan perekrutan di Lampung, sumber itu menyebutkan nama beberapa orang. "Dari sejumlah fakta, beberapa orang Lampung jadi pelaku perampokan bersenjata di Medan. Mereka direkrut orang-orang dari semua faksi," kata dia.
Menurut dia, yang paling berperan dalam perekrutan itu bukanlah organisasi dari faksi-faksi itu. "Yang melakukan perekrutan adalah orang per orang. Satu orang bawa dua atau tiga, itu sudah cukup. Tidak perlu merekrut banyak orang. Dari satu atau dua yang direkrut ini kemudian merekrut orang lain lagi. Begitu pola itu seterusnya," ujarnya.
Terkait dengan bom buku dan bom Serpong, sumber itu menyebutkan pelakunya terkait dengan NII KW-9 pimpinan Panji Gumilang yang memiliki Pondok Pesantren Al-Zaytun. "Sekarang ini ada perubahan gerakan. Tadinya gerakan NII adalah commandement stelsel. Tetapi sekarang berubah menjadi ring stelsel. Ajengan Masduki menggunakan pola ring stelsel. Sedangkan Abu Bakar Baasyir dan Abdullah Sungkar masing menggunakan pola commandement stelsel," ujarnya.
Lebih jauh dia mengatakan jika perubahan itu hanya pada pola gerakan. "Kalau tujuannya tetap sama, yakni mendirikan Negara Islam Indonesia. Yang beda ijtihadnya saja," kata dia.
Di Jakarta, Polda Metro Jaya sudah memetakan kantong-kantong NII dan sebagian besar berada di pinggiran Ibu kota. Selain itu, polisi pun sudah mengetahui modus kelompok bawah itu itu. "Seluruhnya sudah termonitor oleh kami. Modus-modusnya masih sama," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Sutarman kemarin.
Akar gerakan NII saat ini, katanya, masih serupa dengan generasi terdahulu, yakni merekrut anggota baru dengan tujuan mendirikan negara baru berbasis Islam. Untuk mencapai hal itu, berbagai jurus pun dilakukan, di antaranya penipuan.
Sejauh ini, Polda Metro Jaya telah menerima laporan orang hilang sebanyak 33 kasus sejak Januari-Maret 2011, tapi Polda belum menerima laporan pengaduan korban yang diculik NII.